Jumat, 11 November 2011

PERENCANAAN PROMOSI KESEHATAN TENTANG
PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS)

A. Latar Belakang
Pembangunan kesehatn bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagisetiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang optimal memalui terciptanya masyarakat yang berperilaku sehat dan hidup dalam lingkungan yang sehat, memiliki kemampuan untuk menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu secara adil dan merata, serta memiliki derajat kesehatan yang setinggi-tingginya.
Pembangunan kesehatan yang dilaksanakan telah berhasil meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, namun masih lebih rendah bila dibandingkan dengan Negara-negara tetaangga. Secara umum status kesehatan dan gizi masyarakat telah menunjukkan perbaikan seperti dilihat dari angka kematian bayi, kematian ibu melahirkan dan prevalensi kurang gizi.
Menurut Survey Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2003, angka kematian bayi menurun dari 46 (1997) menjadi 35 per 1000 kelahiran hidup (2002-2003) dan angka kematian ibu melahirkan menurun dari 334(1997) menjadi 307 per 100.000 kelahiran hidup (2002-2003). Umur harapan hidup meningkat dari 65,8 tahun (1997) menjadi 66,2 tahun (2003). Prevalensi gizi kurang pada balita menurun dari 34,4 persen (1999) menjadi 25,8 persen (2002). Disamping masalah tersebut Indonesia juga masih menghadapi masalah lainnya yaitu tingginya angka kematian akibat penyakit menular dan tidak menular.
Perubahan demografi dari masyarakat pertanian menuju masyarakat industri , dari masyarakat pedesaan menuju masyarakat kota, dan meningkatnya arus globalisasi dengan akses penggunaan teknologi komunikasi dan informasi dapat berdampak pada perubahan perilaku dan gaya hidup yang tidak sehat seperti: meningkatnya penggunaan Narkotika psikotropika dan zat aditif lainnya, penyakit hubungan seksual dan meningkatnya penyakit degeneratif.
Uraian tersebut diatas menggambarkan kompleksnya masalah kesehatan yang perlu ditanggulangi secara komprehensif dan multi sector. Oleh karena itu strategi pembangunan nasional harus berorientasi pada pengurangan dampak negative bagi kesehatan manusia, yang diformulasikan menjadi Visi Indonesia Sehat 2010, dengan Pilar utama Perilaku sehat, lingkungan sehat dan pelayanan kesehatan yang bermutu adil dan merata. Promosi kesehatan merupakan pembangun pilr perilaku sehat, karena dengan perilaku sehat maka lingkungan sehat dan pelayanan kesehatan akan berkembang menuju tercapainya derajat kesehatan yang optimal.
Sejalan dengan pelaksanaan otonomi daerah, upaya promkes dalam mendukung Indonesia sehat 2010 harus berawal dari potensi spesifik masing-masing daerah kabupaten/kota, sehingga memperoleh keleluasaan untuk mengembangkan upaya promosi kesehatan.

B. Pengertian dan Indikator PHBS
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) sebagai wujud operasional promosi kesehatan adalah upaya mengajak, mendorong kemandirian masyarakat berprilaku hidup bersih dan sehat.
PHBS selaku pembentuk indicator Indonesia sehat 2010 perlu dicermati oleh berbagai pihak. Sepuluh indicator perilaku hidup bersih dan sehat di tatanan rumah tangga yang terdiri dari enam indicator perilaku dan empat indicator lingkungan. Yang termasuk indicator perilaku yaitu pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan, Balita diberikan ASI, tidak merokok, melakukan aktifitas fisik setiap hari, makan dengan gizi seimbang (makan sayur dan buah setiap hari), dan mempunyai jaminan pemeliharaan kesehatan.
Sedangkan indicator lingkungan sehat meliputi tersedianya air bersih, tersedianya jamban, kesesuaian luas lantai dengan dengan jumlah penghuni dan lantai rumah bukan dari tanah (kedap air)
Dalam standar pelayanan minimal (SPM) Promosi Kesehatan ditetapkan empat indikator pelayanan penyuluhan perilaku sehat yaitu; 65 % rumah tangga sehat, 80 % bayi mendapatkan ASI ekskusif, 90 % desa dengan konsumsi garam beryodium dan 40 % posyandu purnama. Pencapaian target ini memerlukan dukungan serta kerjasama yang terintegrasi , sinkronisasi, dan sinergis antara promosi kesehatan dengan program kesehatan yang terkait.

C. Pentingnya Dukungan dan Kerjasama dalam PHBS
Selama ini promosi kesehatan sudah dilaksanakan oleh berbagai lintas program dan lintas sector, namun disadari bahwa pelaksanaan promos kesehatan masih belum optimal. Penyelenggaran promosi kesehatan belum belum terintegrasi secara baik dengan program-program kesehatan , terutama pada tahap perencanaan sehingga memungkinkan terjadinya duplikasi yang mengakibatkan pemborosan dan kurangnya koordinasi sehingga kurang sinkron dan sinergis dalam pelaksanaan promosi kesehatan.
Sementara timbul kesadaran pelaksana program akan pentingnya dukungan pemberdayaan masyarakat yang nyata, menumbuhkan kebutuhan perluya integrasi promosi kesehatan yang komprehensif mulai dari tahap perencanaan , pelaksanaan, pengawasan, pengendalian dan penilaian yang akan mempercepat peningkatan cakupan program kesehatan. Integrasi yang dilandasi dengan semangat kerjasama , kemitraan lintas program dan lintas sektor baik di pusat, provinsi maupun di kabupaten kota akan memberi peluang bagi setiap program kesehatan untuk bekerjasama sejak awal dalam melaksanakan program aksi.

D. Model Perencanaan yang Akan Digunakan.
Dalam kesempatan ini penulis akan menggunakan model umum perencanaan dalam melakukan perencanaan Perilaku Hidup Bersih Sehat, dimana penulis menetapkan lokasi di Kecamatan Medan Labuhan Tahun 2008

E. Langkah-langkah Perencanaan.
A. Menentukan Kebutuhan Promosi
1. Diagnosis Masalah
 Data Kependudukan
Kecamatan Medan Labuhan dengan Luas wilayah 36,67 Km² terdiri dari 6 kelurahan dengan jumlah penduduk 104. 829 orang yang terdiri dari 22.296 KK. Rata-rata jumlah penduduk tiap rumah tangga yaitu 4,7 dengan kepadatan penduduk 2,859 per Km². Rasio laki-laki da perempuan 99,21%
 Data Penyakit dan kejadian sakit
Dari catan kematian, kelahiran dan kesakitan Tahun 2006 tercatat ;
- ada 15 bayi yang meninggal dari 7.544 jumlah balita.
- 1 kasus kematian ibu hamil .
- 78 temuan kasus TB paru dengan angka kesembuhan 48 %.
- 12 kasus DBD
 Data Lingkungan
Dari catatan tahun 2006 didapatkan
- persentase rumah sehat ± 81 %,
- persentase tempat umum dan pengelolaan makanan sehat yaitu 75,3 %
- persentase rumah tangga yang ber-PHBS yaitu 79 %
- persentase keluarga dengan kepemilikan sarana sanitasi dasar yaitu 71,1 %

 Data Sumber Daya dan Organisasi Pelayanan kesehatan
Di kecamatan Medan Labuhan tahun 2006 tercatat
- jumlah tenaga kesehatan dengan sebaran dokter umum ; 6 , dokter gigi; 4 , kesehatan masyarakat ; 2 , farmasi; 6 , tenaga gizi; 2 , perawat; 26 , bidan ; 63
- 85 posyandu dengan 31 posyandu madya dan 54 posyandu purnama.
 Data cakupan dan pemanfaatan fasilitas kesehatan
Tahu 2006 tercatat pemanfaatan pelayanan kesehatan sebagai berikut
- 85 % pertolongan persalinan dilakukan oleh tenaga kesehatan.
- 52.530 (51%) penduduk yang memanfaatkan puskesmas dan 198 (0,1%) penduduk yang melakukan kunjungan ke rumah sakit rumah sakit.
- Rata-rata cakupan imunisasi bayi diatas 90 %
- 6,9 % bayi yang diberikan ASI eksklusif

2. Menetapkan Prioritas Masalah
Dari data yang telah ada dan setelah dilakukannya penilain kebutuhan melalui wawancara dan survey terhadap ibu hamil , maka penulis menentukan masalah Perilaku Hidup bersih dan Sehat tatanan rumah tangga yang berkaitan dengan Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) sebagai prioritas dalam perencanaan promosi kesehatan . Untuk itu upaya promosi kesehatan diintegrasikan dengan program kesehatan Ibu dan Anak.

B. Mengembangkan Komponen Promosi Kesehatan
1.Tujuan :
Meningkatnya persalinan yang ditolong oleh tenaga kesehatan menjadi 90 %
2. Sasaran
- Sasaran primer
Adapun yang menjadi sasaran primer dalam program KIA yaitu Ibu, Suami, anggota keluarga.

- Sasaran Sekunder :
Adapun yang menjadi sasaran sekunder yaitu tokoh masyarakat, tokoh agama, organisasi masyarakat , LSM
- Sasaran Tersier
Adapun yang menjadi sasaran tersier yaitu para pengambil kebijakan baik dari organisasi kesehatan maupun organisasi lintas sektoral.


5. Rencana Evaluasi
Evaluasi dilakukan terhadap pencapaian kegiatan 3 strategi promosi (Pemberdayaan, bina suasana dan Advokasi) dengan membandingkannya dengan indicator;
  1. indikator masukan (input):
- ada/tidaknya forum masyarakat desa
- ada/tidaknya sarana pelayanan kesehatan  dasar & alatnya
- ada/tidaknya Unit Kegiatan Berbasis Masyarakat (UKBM)
- ada/tidaknya tenaga kesehatan
- ada/tidaknya kader aktif
- ada/tidaknya poskesdes

2. Indikator Proses
- frekuensi pertemuan forum masyarakat desa
- berfungsi/tidaknya yankes dasar dan pembinaan puskesmas  PONED (Penanganan  Obstetri dan Emergensi dasar)
- berfungsi/tidaknya UKBM yang ada
- berfungsi/tidaknya sistem kesiapsiagaan dan penanggulangan kegawatdaruratan
- berfungsi/tidaknya sistem surveilans berbasis masyarakat
- ada/tidaknya kegiatan promosi kesehatan yang berkaitan dengan KIA

3 Indikator Keluaran (output)

- Cakupan yankes oleh tenaga kesehatan baik pemeriksaan kehamilan  maupun pertolongan     persalinan
-  Peningkatan pengetahuan ibu tentang kehamilan, persalinan  dan kegawatdaruratan.
- Peningkatan pengetahuan  masyarakat desa khususnya suami terhadap 3T, 4T, 3 pesan kunci MPS   
- Tersedianya  pelayanan Unit  Kegiatan Berbasis masyarakat seperti Tabulin, ambulan desa
- Cakupan rumah tangga yang mendapatkan promosi kesehatan.

4. Indikator dampak (outcome)
- jumlah  ibu melahirkan yang meninggal dunia
- jumlah bayi dan  balita yang meninggal dunia


Tidak ada komentar:

Posting Komentar